dian
Minggu, 13 Oktober 2013
WTF
Ga usah mendendam, biarlah Dia yang membalasnya. Mencoba pasrah atas luka lama yang kembali muncul. Seperti bekas retak, walaupun sudah sembuh tapi suatu saat linu itu akan kembali. Entah itu kapan. Nyesek. Ikhlaskan saja apa yang telah berlalu karena akan selalu ada yang lebih baik menunggu. Biarlah menjadi pelajaran yang berharga. Dan tak akan mengulanginya lagi. Segala kenangan baik maupun buruk akan terkubur oleh waktu. Jangan ingatkan aku kembali karena aku tak ingin mengingatnya. Sudah cukup retakan itu sangat melukai. Iya mendi "Yang tak Dianggap". Karena yang akan membalasnya.
Minggu, 06 Oktober 2013
SEMOGA TIDAK KAMU LAGI
Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia
Melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu
Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk
Supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan
Sehingga doa dapat melahirkan semangat
Dan kemudian buatku bangkit
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu
Ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku
Dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku
Itu karena aku mampu terima kamu apa adanya
Aku meminta ampun kepada Tuhan
Sebab aku pernah berharap kalau suatu saat
Ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu
Aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin
Aku harus menjadi paku
Sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat
Sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas
Semoga tidak kamu lagi.....
Jumat, 20 September 2013
you and i
dulu pernah bercita-cita kaya lagu ini sama seseorang yang telah menjadi masa lalu. tapi cita-cita ini ingin aku teruskan walaupun ga sama dia. lagunya ingrid michaelson you and i.
"You And I"
"You And I"
Don't you worry there, my honey
We might not have any money
But we've got our love to pay the bills
Maybe I think you're cute and funny
Maybe I wanna do what bunnies do with you, if you know what I mean
Oh, let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
Well, you might be a bit confused
And you might be a little bit bruised
But baby how we spoon like no one else
So I will help you read those books
If you will soothe my worried looks
And we will put the lonesome on the shelf
Oh, let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
Oh let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
We might not have any money
But we've got our love to pay the bills
Maybe I think you're cute and funny
Maybe I wanna do what bunnies do with you, if you know what I mean
Oh, let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
Well, you might be a bit confused
And you might be a little bit bruised
But baby how we spoon like no one else
So I will help you read those books
If you will soothe my worried looks
And we will put the lonesome on the shelf
Oh, let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
Oh let's get rich and buy our parents homes in the south of France
Let's get rich and give everybody nice sweaters and teach them how to dance
Let's get rich and build a house on a mountain making everybody look like ants
From way up there, you and I, you and I
Okeeeeeee let's get rich....... :*
Rabu, 14 Agustus 2013
nostalgia
seperti abu-abu
terjebak di masa lalu
ia enggan melepaskan tapi juga tak mau bertahan
masa depan yang menati harus bersabar
kenangan itu muncul kembali
saat semuanya berjalan normal
seperti menghirup pekatnya asap
sesak!
kaki ini juga tak mau melangkah maju
mata tertuju pada sejarah
tapi hati ingin merasakan masa depan
saat hati dan pikiran tak sejalan
sujudlah dalam doa
akan ada jawaban atas segala kerisauan
antara masa lalu dan masa depan
terjebak di masa lalu
ia enggan melepaskan tapi juga tak mau bertahan
masa depan yang menati harus bersabar
kenangan itu muncul kembali
saat semuanya berjalan normal
seperti menghirup pekatnya asap
sesak!
kaki ini juga tak mau melangkah maju
mata tertuju pada sejarah
tapi hati ingin merasakan masa depan
saat hati dan pikiran tak sejalan
sujudlah dalam doa
akan ada jawaban atas segala kerisauan
antara masa lalu dan masa depan
Senin, 05 Agustus 2013
Pelangiku
hai kau yang disana
iya, kamu yang ada pelangi di matamu
bolehkah aku melihatnya sebentar?
hanya sekedar melepas rindu
aku tahu bukan siapa-siapamu
tapi bolehkah aku menikmati pelangimu?
sebentar saja...
untuk menghilangkan penatku disini
melupakan masa laluku bersamanya
kamu yang mengajariku melupakannya
kini aku hanya terpana oleh warnamu
maukah kamu berbagi warna padaku?
hanya untukku seorang...
aku takkan merebut warna itu dari dia
tapi aku akan menunggu hingga kamu sendiri yang memberi padaku
biarlah kutunggu pudarnya warna itu pada dia
kan ku nantikan pelangimu menghiasi mataku
selamanya....
Untuk kamu yang jauh disana, pelangiku.
iya, kamu yang ada pelangi di matamu
bolehkah aku melihatnya sebentar?
hanya sekedar melepas rindu
aku tahu bukan siapa-siapamu
tapi bolehkah aku menikmati pelangimu?
sebentar saja...
untuk menghilangkan penatku disini
melupakan masa laluku bersamanya
kamu yang mengajariku melupakannya
kini aku hanya terpana oleh warnamu
maukah kamu berbagi warna padaku?
hanya untukku seorang...
aku takkan merebut warna itu dari dia
tapi aku akan menunggu hingga kamu sendiri yang memberi padaku
biarlah kutunggu pudarnya warna itu pada dia
kan ku nantikan pelangimu menghiasi mataku
selamanya....
Untuk kamu yang jauh disana, pelangiku.
Minggu, 12 Mei 2013
pusing
Laporan Keuangan Daerah
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah
menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, disusunlah laporan-laporan keuangan
dengan mengambil data dari neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan Pasal
232 dari Permendagri No 13 Tahun 2006, Laporan keuangan pemda terdiri atas
(Halim 2007: 73):
1.
Laporan realisasi anggaran
2.
Neraca
3.
Laporan arus kas
4.
Catatan atas Laporan Keuangan
Namun demikian, dari sudut pandang
akuntansi,dapat pula disusun laporan tambahan, yaitu laporan kinerja keuangan
perubahan ekuitas dana (untuk entitas pemda secara keseluruhan) atau laporan
perubahan perubahan rekening Koran pemda (untuk satuan kerja).
Sebagaimana halnya laporan laba rugi
menunjukkan hasil usaha perusahan dalam rentan waktu tertentu, Laporan
Perhitungan APBD juga menunjukkan kinerja pemda sebagai penyusun dan
pelaksanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Perhitungan APBD menyajikan
pendapatan pemda selama satu periode dan belanja untuk memperoleh pendapatan
tersebut pada periode yang sama.
Nota Perhitungan APBD berisi ringkasan realisasi
pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta kinerja keuangan daerah selama
periode akuntansi pada tahun yang sedang berlangsung. Kinerja keuangan antara
lain mencakup kinerja dalam rangka pelaksanaan fungsi, program, dan kegiatan
selama periode akuntansi, kinerja pelayanan yang dicapai, dan bagian belanja
yang digunakan untuk kegiatan administrasi umum, operasi dan pemeliharaan serta
investasi.
Laporan
perubahan ekuitas dana pemda menyajikan informasi mengenai perubahan
surplus/defisit anggaran akibat berbagai transaksi yang terjadi dalam suatu
periode. Laporan perubahan ekuitas dana merupakan pelengkap dari Laporan
Perhitungan APBD.
Laporan arus kas menyajikan informasi
tentang kemampuan dalam memperoleh kas dan menilai penggunaan kas untuk
kebutuhan daerah dalam satu periode akuntansi. Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, investasi, dan pembiayaan.
Neraca adalah laporan keuangan yang
menyajikan posisi keuangan daerah pada saat tertentu, biasanya pada akhir tahun
anggaran. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktiva, utang.
pusing
2.1.
Laporan Keuangan Daerah
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah
menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, disusunlah laporan-laporan keuangan
dengan mengambil data dari neraca saldo setelah penyesuaian. Berdasarkan Pasal
232 dari Permendagri No 13 Tahun 2006, Laporan keuangan pemda terdiri atas
(Halim 2007: 73):
1.
Laporan realisasi anggaran
2.
Neraca
3.
Laporan arus kas
4.
Catatan atas Laporan Keuangan
Namun demikian, dari sudut pandang
akuntansi,dapat pula disusun laporan tambahan, yaitu laporan kinerja keuangan
perubahan ekuitas dana (untuk entitas pemda secara keseluruhan) atau laporan
perubahan perubahan rekening Koran pemda (untuk satuan kerja).
Sebagaimana halnya laporan laba rugi
menunjukkan hasil usaha perusahan dalam rentan waktu tertentu, Laporan
Perhitungan APBD juga menunjukkan kinerja pemda sebagai penyusun dan
pelaksanaan APBD. Dengan demikian, Laporan Perhitungan APBD menyajikan
pendapatan pemda selama satu periode dan belanja untuk memperoleh pendapatan
tersebut pada periode yang sama.
Nota Perhitungan APBD berisi ringkasan realisasi
pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta kinerja keuangan daerah selama
periode akuntansi pada tahun yang sedang berlangsung. Kinerja keuangan antara
lain mencakup kinerja dalam rangka pelaksanaan fungsi, program, dan kegiatan
selama periode akuntansi, kinerja pelayanan yang dicapai, dan bagian belanja
yang digunakan untuk kegiatan administrasi umum, operasi dan pemeliharaan serta
investasi.
Laporan
perubahan ekuitas dana pemda menyajikan informasi mengenai perubahan
surplus/defisit anggaran akibat berbagai transaksi yang terjadi dalam suatu
periode. Laporan perubahan ekuitas dana merupakan pelengkap dari Laporan
Perhitungan APBD.
Laporan arus kas menyajikan informasi
tentang kemampuan dalam memperoleh kas dan menilai penggunaan kas untuk
kebutuhan daerah dalam satu periode akuntansi. Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut kegiatan
operasi, investasi, dan pembiayaan.
Neraca adalah laporan keuangan yang
menyajikan posisi keuangan daerah pada saat tertentu, biasanya pada akhir tahun
anggaran. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktiva, utang.
2.2.
Kinerja
2.2.1.
Pengertian Kinerja
Menurut
Mahsun, Sulistyowati dan Purwanu (2007:157):
“ Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi”.
Menurut Bastian (2006:274):
“ Kinerja adalah gambaran pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, dan visi organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang
dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu”.
Kinerja menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2000 : 67) dalam Wikipedia (13 November 2011):
“Kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 :
309) mengemukakan kinerja dalam Wikipedia (13 November 2011) :
“ Merupakan
perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Dari
definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif
suatu kebijakan.
2.2.2.
Pengertian Pengukuran Kinerja
Menurut Robertson (dalam Mahsun,
Sulistyowati dan Purwanu 2007:157), pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
termaksud informasi atas: efisiensi, penggunaan sumber daya dalam menghasilkan
barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa
diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan),
hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektivitas
tindakan dalam mencapai tujuan.
Menurut Lohman (dalam Mahsun,
Sulistyowati dan Purwanu 2007:157), pengukuran kinerja adalah suatu aktivitas
penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan
strategi organisasi.
Pendapat lain menurut James B.
Whittaker (dalam Bastian 2006:330), pengukuran kinerja adalah suatu alat
manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Menurut Larry D Stout dalam Performance Measurement Guide (Bastian
2006:329), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian
pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa
produk, jasa, ataupun suatu proses.
Menurut Mardiasmo (2002:121):
“Sistem
pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu manajer publik menilai suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
nonfinansial”.
Dari berbagai pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan evaluasi atau penilaian terhadap
pencapaian pelaksanaan kegiatan suatu organisasi berdasarkan tujuan, sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi mengenai hasil
pengukuran ini juga akan menjadi referensi dalam penentuan standar kinerja
untuk masa yang akan datang. Berapa besaran target yang menjadi acuan
pencapaian pada periode berikutnya juga bertumpu pada hasil pengukuran kinerja
yang dilakukan.
2.2.3.
Tujuan Penilaian Kinerja
Prestasi
pelaksanaan program dapat diukur untuk mendorong pencapaian prestasi tersebut.
Pengukuran prestasi yang dilakukan secara berkelanjutan memberikan umpan balik
untuk upaya perbaikan secara terus menerus dan pencapaian tujuan dimasa
mendatang.
Peranan pengukuran prestasi sebagai
alat manajemen untuk (Bastian 2006:330):
1.
Memastikan pemahaman para pelaksana dan
ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi.
2.
Memastikan tercapainya skema prestasi
yang disepakati.
3.
Memonitor dan mengevaluasi kinerja
dengan pembanding skema kerja dan pelaksanaan.
4.
Memberikan penghargaan dan hukuman yang
objektif atas prestasi pelaksanaanyang telah diukur sesuai dengan sistem
pengukuran prestasi yang telah disepakati.
5.
Menjadikan alat komunikasi antar bawahan
dan pimpinan dalam upaya memperbaiki prestasi organisasi.
6.
Mengidentifikasi apakah kepuasan
pelanggan sudah terpenuhi.
7.
Membantu memahami proses kegiatan
instansi pemerintahan.
8.
Memastikan bahwa pengambilan keputusan
dilakukan secara objektif.
9.
Menunjukkan peningkatan yang perlu
dilakukan.
10. Mengungkapkan
permasalahan yang terjadi.
2.2.4.
Aspek Pengukuran Kinerja
Pengukuran
kinerja biasanya dilakukan untuk aspek-aspek berikut ini ( Bastian 2006:331):
1.
Aspek Finansial.
Aspek
finansial meliputi anggaran atau cash flow. Aspek finansial ini sangat penting
diperhatikan dalam pengukuran kinerja sehingga Dianalogikan sebagai aliran
darah dalam tubuh manusia.
2.
Kepuasan Pelanggan.
Dalam
globalisasi perdagangan,peran dan posisi pelanggan sangat krusial dalam
penentuan strategi perusahaan. Untuk itu, manajemen perlu memperoleh informasi
yang relevan tentang tingkat kepuasan pelanggan.
3.
Operasi dan Pasar Internal.
Informasi
operasi dan mekanisme pasar internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh
kegiatan organisasi dirancang untuk pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Disamping itu, informasi operasi dan pasar internal menentukan tingkat
efisiensi dan efektivitas operasi organisasi.
4.
Kepuasan Pegawai.
Dalam
organisasi yang banyak melakukan inovasi, peran strategis pegawai amat
menentukan kelangsungan organisasi.
5.
Kepuasan Komunitas dan Stakholders.
Pengukuran
kinerja perlu dirancang untuk mengakomodasi kepuasan para stakeholders.
6.
Waktu
Informasi
untuk pengukuran harus informasi terbaru, sehingga manfaat hasil pengukuran
kinerja dapat dimaksimalkan.
Mekanisme pengukuran kinerja dapat
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Membuat komitmen dan menjalankan
pengukuran kinerja.
Hal
yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sesegera mungkin membuat komitmen
pengukuran kinerja, dan menjalankannya dengan tidak mengharapkan pengukuran
kinerja akan langsung sempurna, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap
pengukuran kinerja tersebut.
b.
Perlakuan pengukuran kinerja sebagai
suatu proses yang berkelanjutan.
Pengukuran
kinerja merupakan suatu proses yang bersifat interaktif. Proses ini merupakan
suatu cerminan upaya organisasi untuk memperbaiki kinerja.
c.
Menyesuaikan proses pengukuran kinerja
dengan organisasi
Organisasi
harus menetapkan ukuran kinerja yang sesuai dengan bentuk dan besarnya
organisasi, budaya, visi, tujuan, sasaran, dan struktur organisasi.
2.3. Rasio Keuangan
Analisis keuangan adalah usaha
mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan yang tersedia. Bagi
perusahaan swasta (lembaga yang bersifat komersil), analisis rasio keuangan
umumnya terdiri dari dari :
1.
Rasio likuiditas, yaitu rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan segera.
2.
Rasio leverage, yaitu rasio yang
mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam
perusahaan dari kreditur.
3.
Rasio aktivitas, yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur efektif atau tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan
mengendalikan sumber yang dimiliki perusahaan.
4.
Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Rasio-rasio
tersebut perlu disusun untuk melayani pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan, yaitu:
1.
Para kreditur, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, yaitu menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
2.
Pemegang saham ataupun pemilik
perusahaan, yaitu untuk menganalisis sampai sejauh mana perusahaan mampu
membayar deviden ataupun memperoleh laba.
3.
Pengelola, yaitu sebagai informasi yang
dapat dipakai sebagai landasan dalam mengambil keputusan.
Pengunaan
analisis rasio pada sektor publik khususnya terhadap APBD belum banyak
dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai
nama dan kaidah pengukurannya. Meskipun demikian,dalam rangka pengelolaan
keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan
akuntabel. Analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah
pengakuntansian dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta.
Analisis
rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari
satu periode dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana
kecenderungan yang terjadi. Selain itu,dapat pula dilakuan dengan cara
membandingkan dengan rasio keuangan yang dimiliki pemda tertentu dengan rasio
keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya relatif sama untuk
melihat bagaimana posisi rasio keuangan pemda tersebut terhadap pemda lainnya.
Beberapa
rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari
APBD antara lain rasio kemandirian (otonomi fiskal), rasio efektivitas dan
efisiensi, serta debt service coverage
ratio. (Halim 2007: 231)
1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian
keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan kemampuan pemerintah daerah membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang
telah membayar pajak retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan
asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang
lain, misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman (Halim 2007:
232).
Pendapatan Asli Daerah

Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi
dan Pinjaman
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap
sumber data ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa
tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama
pemerintah pusat dan propinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya.
Rasio Kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan
asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi.
Rasio Pendapatan Asli Daerah (Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 65 Tahun 2007) :
• Pendapatan Asli Daerah terhadap Total pendapatan
• Pendapatan Pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
• Pendapatan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
• Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
• Lain-lain PAD yang sah terhadap Pendapatan Asli Daerah
Rasio Pendapatan Transfer:
• Rasio Pendapatan transfer terhadap Total
Pendapatan
• Rasio Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam terhadap Total
Pendapatan
• Rasio Dana Alokasi Umum terhadap total Pendapatan
• Rasio Dana Alokasi Umum terhadap belanja Pegawai
• Rasio Lain-lain pendapatan terhadap total pendapatan
• Rasio Belanja
Transfer/Bag! hasil Pendapatan ke Kabupaten/ Kota
terhadap Total Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Rasio Kemandirian Daerah:
-------------------------------------------------------
(Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)
Tabel 2.1Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan
Keuangan
|
Kemandirian
(%)
|
Rendah
Sekali
Rendah
Sedang
Tinggi
|
0%
- 25%
25%
- 50%
50%
- 75%
75%
- 100%
|
Sumber
: Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996
2. Rasio
Efektifitas Dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
a.
Rasio
Efektifitas
Menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi
rill daerah (Halim 2007:234).
Realisasi Penerimaan PAD

Target Penerimaan PAD Yang Ditetapkan
Berdasarkan Potensi Rill Daerah
Kemampuan daerah dalam
menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai minimal
sebesar 1 (satu) atau 100%. Namun demikian semakin tinggi rasio efektifitas,
menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang
lebih baik,rasio efektifitas tersebut perlu dipersandingkan dengan rasio
efisiensi yang dicapai pemerintah.
Tabel 2.2 Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah
Kriteria Efektivitas
|
Persentase Efektifitas (%)
|
Sangat Efektif
|
>100
|
Efektif
|
>90 – 100
|
Cukup Efektif
|
>80 – 90
|
Kurang Efektif
|
>60 – 80
|
Tidak Efektif
|
≤60
|
Sumber :Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996
b.
Rasio
Efisiensi
Menggambarkan perbandingan
antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan
realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintahan daerah dalam melakukan
pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang
dari 1 (satu) atau dibawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja
pemerintahan semakin baik. Untuk itu
pemerintah daerah perlu menghitung secara cermat berapa besar biaya yang
dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya sehingga
dapat diketahui apakah kegiatan pemungutan pendapatannya tersebut efisien atau
tidak. Hal itu perlu dilakukan karena meskipun pemerintah daerah berhasil
merealisasikan target penerimaan pendapatan sesuai dengan target yang
ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memiliki arti apabila ternyata biaya
yang dikeluarkan untuk
merealisasikan target penerimaan pendapatannya itu
lebih besar daripada realisasi pendapatan yang diterimanya (Halim 2007:234).
Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memungut PAD

Realisasi Penerimaan PAD
Tabel 2.3 Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan
Kriteria Efisiensi
|
Persentase Efisiensi
|
100% keatas
|
Tidak Efisien
|
90%-100%
|
Kurang Efisien
|
80%-90%
|
Cukup Efisien
|
60%-80%
|
Efisien
|
Kurang dari 60%
|
Sangat Efisien
|
Sumber : Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996
3. Rasio
Aktifitas (Rasio Keserasian)
Rasio ini menggambarkan
bagaimana pemerintahan daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja
rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi presentase dana
yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti presentase belanja investasi
(belanja pembangunan) yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi
masyarakat cenderung semakin kecil. Secara sederhana, rasio keserasian itu
dapat diformulasikan sebagai berikut (Halim 2007:236):
Total Belanja Rutin

Total APBD
Total
Belanja Pembangunan

Total APBD
Belum
ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja rutin maupun pembangunan
terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh dinamisasi kegiatan
pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai
pertumbuhan yang ditargetkan. Namun demikian, sebagai daerah dinegara
berkembang peranan pemerintah daerah untuk memacu pelaksanaan pembangunan masih
relatif besar. Oleh karena itu, rasio belanja pembangunan yang relative masih
kecil perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan didaerah.
Nama
akun belanja rutin adalah sama dengan belanja operasi sedangkan belanja
pembangunan sendiri adalah belanja modal. Dan nama akun belanja operasi dan
belanja modal tercantum pada PP Nomor 24 tahun 2005.
4.
Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
Dalam
rangka melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana didaerah, selain
menggunakan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah dapat menggunakan
alternatif sumber dana lain, yaitu dengan melakukan pinjaman, sepanjang
prosedur dan pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ketentuan
yang menyangkut persyaratan adalah (Halim 2007: 238):
a. Jumlah
kumulatif pinjaman daerah yang wajib dibayar maksimal 75% dari penerimaan APBD
tahun sebelumnya.
b. DSCR
minimal 2,5%.
DSCR merupakan
perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagian Daerah (BD) dari Pajak
Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Penerimaan Sumber Daya Alam dan Bagian Daerah lainnya serta Dana Alokasi Umum
setelah dikurangi Belanja Wajib, dengan penjumlahan Angsuran Pokok, Bunga dan
Pinjaman lainnya yang jatuh tempo.
(PAD+BD+DAU)-
BW

Total (pokok angsuran+bunga+ biaya pinjaman)
Rasio kemampuan Keuangan Daerah dihitung berdasarkan
perbandingan antara proyeksi tahunan jumlah Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi
Hasil tidak termasuk Dana Bagi Hasil Dana
Reboisasi, dan Dana Alokasi Umum setelah dikurangi belanja wajib dibagi
dengan proyeksi penjumlahan angsuran pokok, bunga, dan biaya lain yang jatuh
tempo setiap tahunnya selama jangka waktu pinjaman yang akan ditarik.(PP no
54 tahun 2005).
Yang dimaksud dengan “biaya wajib” adalah belanja
pegawai dan belanja anggota DPRD.
Yang dimaksud dengan “biaya lain” yaitu antara lain
biaya administrasi, biaya provisi, biaya komitmen, asuransi dan denda.
(PAD+(DBH-DBHDR)+DAU)-
Belanja Wajib

Total (pokok angsuran+bunga+biaya lain)
DSCR = Debt Service Coverage Ratio atau Rasio
Kemampuan Membayar Kembali Pinjaman.
PAD = Pendapatan Asli Daerah.
DAU = Dana Alokasi Umum.
DBH = Dana Bagi Hasil.
DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi.
5. Rasio
Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah
dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari
periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk
masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan
mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapatkan perhatian (Halim
2007:241).
Realisasi Penerimaan PAD xn – xn-1

Realisasi Penerimaan PAD xn-1

Realisasi Pertumbuhan ∑ Pendapatan
xn-1
Keterangan:
xn = tahun yang
dihitung.
xn-1 = tahun
sebelumnya.
Langganan:
Postingan (Atom)