Sabtu, 27 Agustus 2011

Cerita dari neraka Indonesia

Berikut ini cerita lucu tentang kondisi neraka khusus orang Indonesia.

Adalah orang perampok kawakan asal Indonesia yang mati tertembak polisi ketika sedang merampok bank. Begitu meninggal, nyawanya langsung di kirim ke neraka.



Di pintu masuk neraka, terpampang tulisan nama-nama negara seperti, Inggris, Amerika, Rusia, Jepang dan lainnya termasuk Indonesia. Setelah bertanya ke bagian informasi, ternyata neraka itu dibagi-bagi sesuai dengan asal setiap orang, tapi siapapun boleh memilih ke neraka negara mana saja.

Karena si perampok ini ngefans sama celebrities Amerika, akhirnya dia memilih masuk ke pintu neraka Amerika. Pintu di buka, ternyata tidak banyak orang yang antri.

“Kalian diapain di sini?” dia bertanya kepada salah satu yang antri.
“Pertama kita didudukkan di atas kursi listrik selama satu jam, lalu didudukkan lagi di atas kursi paku selama satu jam, terakhir disiram dengan bensin dan disulut api sambil menunggu setan Amerika datang yang akan mencabik kita sepanjang sisa hari.”

Karena kedengarannya tidak menyenangkan, si perampok tadi pindah ke pintu neraka negara lain. Mulai dari Rusia, Inggris, Jepang dan negara-negara lain. Tapi, perlakuan di sana sama semua seperti di neraka Amerika.

Akhirnya dia memutuskan untuk ke neraka orang Indonesia, siapa tahu perlakuannya lebih menyenangkan. Pintu dibuka, dia kaget. Banyak sekali orang yang antri di sini, bahkan orang-orang dari negara lain ikut berdesak-desakan.

“Kalian diapain di sini?” dia bertanya kepada salah satu orang Indonesia yang ikut antri.
“Pertama kita didudukkan di atas kursi listrik selama satu jam, lalu didudukkan lagi di atas kursi paku selama satu jam, terakhir disiram dengan bensin dan disulut api sambil menunggu setan Indonesia datang yang akan mencabik kita sepanjang sisa hari.”

"Lho! Itu kan sama persis dengan neraka-neraka yang lain?!” si perampok ‘ga habis pikir. “Tapi, kenapa orang yang antri lebih banyak ketimbang di neraka tetangga sebelah?”

"Mas, di sini service-nya sangat-sangat buruk; kursi listriknya nggak nyala karena listrik sering mati, kursi pakunya nggak ada - tinggal pakunya aja karena kursinya sering diperebutkan, bensinnya juga ‘ga ada tuh - harganya melambung tinggi, panitia ‘ga sanggup beli,” kata orang tadi. “Dan yang paling enak, setannya itu dulu anggota DPR, jadi dia cuman dateng, tanda tangan absen, langsung pulang…”


sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2011/07/ngakak-cerita-dari-neraka-indonesia.html#ixzz1WIltxuGZ

Perkembangan musik angklung

Sebagian besar daerah di Jawa Barat merupakan daerah pertanian. Bidang pertanian digeluti oleh hampir seluruh petani di Jawa Barat. Pertanian yang dilakukan tidak terbatas pada penggarapan pertanian di lingkungan persawahan, tetapi juga di daerah-daerah pegunungan dengan berladang. Semua basil alam yang dipergunakan masyarakat Jawa Barat, secara tidak langsung membentuk suatu kebiasaan dan budaya tersendiri yang tidak terlepas dari ekspresi keindahan yang berbentuk seni. Aktivitas ini tidak terlepas dari pemanfaatan sumber-sumber kekayaan dan sebagai seni. Misalnya, alat musik angklung yang terbuat dari bambu. Angklung merupakan salah satu jenis musik tradisional dari Jawa Barat. Musik angklung mempunyai ciri khas tersendiri yang diwujudkan melalui alat bambu dengan berbagai perubahan wujud fisik dan estetika musiknya.
Perkembangan musik angklung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Masa Prasejarah
Pada masa ini masyarakat Jawa Barat mempunyai kepercayaan animisme. Masyarakat melakukan upacara-upacara penyembahan terhadap roh nenek moyang dan upacara kepercayaan terhadap binatang totem. Masa ini sudah berlangsung sejak abad Sebelum Masehi sampai tahun-tahun awal Masehi dimulai. Tentu raja ekspresi musik angklung pada masa ini tidak seperti yang dikenal sekarang. Namun, alat bambu sebagai cikal bakal alat yang digunakan dalam musik angklung sudah diekspresikan. Penggunaan kayu-kayuan termasuk bahan bambu dimanfaatkan sebagai media komunikasi terhadap roh-roh nenek moyang dalam berbagai upacara-upacara penyembahan.
Dalam praktik yang sangat sederhana, bambu dimanfaatkan sebagai salah saw media pendukung dalam upacara-upacara penyembahan. Pukulan-pukulan bambu taut sangat minimalis atau hanya saw dua kali pukulan menjadi inspirasi dan cikal bakal pengolahan musik bambu yang ada sekarang. Pada masa ini ekspresi musik masih dilakukan secara primitif. Masyarakat belum mengoptimalkan penggunaan bahan bambu sebagai alat musik. Hal terpenting yang ada pada saat itu, yaitu bagaimana mereka menemukan bunyi sebagai alat komunikasi. Perbedaan berbagai ukuran sebagai sebuah sistem tangga nada, belum terwujud sebagai buah pikir yang berbudaya tinggi. Secara terbatas masyarakat menggunakan alat musik bambu sebagai kegiatan yang spontan dan pemanfaatannya tidak dipertimbangkan secara mendalam.
b. Masa Pengaruh Hindu
Pengaruh kebudayaan Hindu yang berasal dari India terjadi di daerah-daerah di Jawa Barat pada awal abad masehi sampai akhir abad ke- 15. Struktur masyarakat Jawa Barat yang agraris sangat mudah untuk mempercayai mitos dewa-dewa sebagai penjaga keseimbangan alam. Misalnya, setiap mendapat keberuntungan, masyarakat Jawa Barat mewujudkan rasa syukurnya dengan melakukan upacara-upacara penyembahan. Musik angklung menjadi media pengiring dalam upacara penyembahan tersebut.
Salah satu upacara penyembahan, yaitu Upacara Seren Tahun yang dilakukan setiap selesai panen dan dilanjutkan dengan kegiatan menyimpan padi ke dalam lumbung. Upacara ini hanya berlangsung di daerah yang benar-benar mempunyai pola kehidupan agraris. Masyarakatnya bercocok tanam (terutama padi) dan memiliki kepercayaan terhadap Dewi Padi sebagai Dewi yang memberikan kesuburan serta memberkati masyarakat melalui panen yang berlimpah. Kesenian angklung Dodog Lojor menjadi musik pengiring dalam kegiatan Upacara Seren Tahun.
Angklung Dodog tojor yang berkembang di daerah Badui menggunakan empat buah alat musik angklung serta dua buah dog dog berselonjor yang berukuran besar dan kecil. Inti;dari upacara ini, yaitu perwujudan rasa syukur terhadap Dewi Padi dengan mengiring padi berarak menuju tempat penyimpanan padi. Arak-arakan inilah yang disertai dengan kesenian angklung. Selain itu, pada upacara ini masyarakat mempersembahkan berbagai hasil pertanian lainnya kepada pemimpin adat untuk dinikmati secara bersama-sama dalam suasana kekeluargaan.
Masyarakat melibatkan kesenian angklung dalam upacara penyembahan terhadap dewa-dewi yang mereka percayai sebagai pemberi berkah dengan berbagai tata cara upacara yang Hinduistik. Upacara ini masih dilestarikan, khususnya di daerah Sunda pedalaman, yaitu Suku Badui.
c. Masa Pengaruh Islam
Perkembangan agama Islam di pulau Jawa, khususnya Jawa Barat terjadi sekitar abad ke-13 sampai abad ke-18. Musik angklung digunakan sebagai media dakwah dalam mengembangkan ajaran Islam. Penyajian angklung sebagai media dakwah, lebih memperhatikan estetika agar mullah dipahami masyarakat. Musik angklung digunakan sebagai media dakwah dengan muatan agama yang demokratis dan struktur penyajian yang dapat melibatkan masyarakatnya secara langsung, baik sebagai pemain maupun penonton.
Angklung dalam masa pengaruh Islam, disajikan sebagai sebuah pertunjukan yang berisi petuah-petuah keagamaan. Struktur lagu lebih dominan dibandingkan dengan iringan musik angklungnya. Syair-syair lagu yang dinyanyikan biasanya diambil dari al-Quran dan kitab-kitab Islam. Lagu-lagu yang dinyanyikan kadang-kadang berbahasa Arab atau diterjemahkan dalam bahasa Sunda. Angklung pada masa ini kadang-kadang dipadu dengan berbagai jenis intrumen bernuansa religius. Sampai sekarang musik angklung di daerah tertentu masih dipertahankan, misalnya angklung Badeng di daerah Malangbong, Garut.
d. Masa Pengaruh Cina
Salah satu ciri khas budaya Cina yang terkenal, yaitu Barongsay. Jenis kesenian yang diekspresikan melalui bentuk ular naga ini, konon sudah melebur pada salah satu pertunjukan angklung Badui di daerah Cijulang, Ciamis. Pengaruh Gina pada kesenian angklung terlihat pada struktur cerita tentang mitos Dewi Sri yang disajikan secara teaterikal. Pementasan teater yang diiringi kesenian angklung disajikan dengan cerita lahirnya Dewi Sri dan hubungannya dengan Dewa Anta yang berbentuk ular naga. Penyajiannya menggunakan kostum Barongsay dan kostum binatang.
Angklung Badui menggunakan seperangkat alat angklung Sunda yang bertangga nada salendro ditambah beberapa dog dog dan genta untuk mengiringi pertunjukan teater. Biasanya para pertain yang memerankan binatang-binatang menari dalam keadaan tidak sadarkan diri. Perpaduan budaya lokal dan Cina terlihat dari estetika pertunjukan yang digunakan. Gaya kostum Barongsay, penggunaan genta, dan berbagai alat perunggu menjadi salah satu bukti adanya pengaruh budaya Cina. Pengaruh budaya Cina dalam musik angklung berlangsung sampai sekarang. Hal ini terbukti dengan banyaknya seniman cina yang berkolaborasi dalam pertunjukan musik angklung.
e. Masa Pengaruh Barat
Masa pengaruh Barat (akhir abad ke-16 sampai dengan awal abad ke-20) diperkirakan terjadi ketika Indonesia mulai mengalami revolusi fisik pada masa penjajahan. Hal ini dimulai pada masa pemerintahan Spanyol hingga penguasaan Indonesia oleh pemerintah Belanda. Di bidang musik terjadi penetrasi kebudayaan Eropa dengan struktur musik yang bertangga nada diatonis ke dalam kebudayaan lokal.
Terlepas dari upaya misi-misi keagamaan Eropa dengan media musik, pengalaman musikal lebih memberikan makna yang lain terhadap persepsi masyarakat terhadap musik. Hal yang lebih mendalam, yaitu struktur tangga nada diatonis yang di-transfer dan bahkan diwujudkan dalam alat-alat tradisional di Indonesia. Pengaruh ini menjadi inspirasi dalam mewujudkan angklung yang baru dan sama sekali berbeda dengan wujud asli dari angklung sebelumnya. Bentuknya menjadi lebih praktis tanpa asesoris eksotis seperti angklung tradisi. Jumlahnya semakin banyak karena disesuaikan dengan sistem duabelas nada dalam berbagai oktav. Selain itu, dibuat juga angklung Akommpanyemen sebagai adaptasi instrumen pengiring akord-akord dasar untuk musik Barat. Pengaruh Banat menambah ragam kesenian angklung dan lagu-lagu Nusantara yang bisa disajikan oleh alat musik angklung. Seniman-seniman musik angklung secara tidak langsung mendapat pengalaman pendidikan musik dari Barat. Pengaruh ini tetap dipadu dengan kebudayaan lokal yang dilestarikan sebagai budaya tradisional di Jawa Barat, angklung Udjo dan berbagai perkumpulan musik angklung diatonis menjadi bukti adanya pengaruh budaya Barat tempo dulu yang sangat kental.
f. Masa Kemerdekaan Indonesia
Lagu-lagu patriotik berlatar belakang kebangsaan menjadi pengaruh tersendiri bagi musik angklung. Musik angklung menjadi pengiring lagu-lagu nasional yang memberi semangat bagi perjuangan. Rekonstruksi perjuangan dapat dipresentasikan pada kegiatan-kegiatan pendidikan dengan menggunakan iringan musik angklung. Musik angklung menjadi media pendidikan untuk mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, musik angklung biasanya dipertunjukkan dalam pembukaan peristiwa-peristiwa penting, seperti perundingan-perundingan.
kesenian dalam berbagai kegiatan internasional membuka peluang untuk mengembangkan kesenian dalam lingkup internasional, misalnya musik angklung. Format kesenian angklung mengalami perubahan, baik dari aspek instrumentasi maupun cara pertunjukan. Musik angklung tradisi tidak hanya dipertunjukkan di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Misalnya, dalam acara menyambut tamu kenegaraan atau dalam acara kepariwisataan. Musik angklung diatonis menjadi musik dunia yang dapat mengiringi lagu-lagu bertangga nada diatonis.
Gaya musik Barat menjadi trend pengolahan musik angklung pada kelompok-kelompok angklung di Indonesia. Musik angklung juga mampu menyajikan selera yang Baru yang dilakukan melalui pengemasan komposisi musik dan cara pertunjukan yang lebih modern. Angklung tidak hanya dipertunjukan pada suasana yang agung, tetapi pada event-event kepariwisataan. Pengaruh genre musik-musik modern terlihat dari cara pengolahan komposisi musik angklung Indonesia.

Minggu, 07 Agustus 2011

Khasiat Bawang Putih

Dr. Yongxiang Zhang dari University of Tokyo, Jepang menyatakan bahwa kemampuan bawang putih menghambat kemerosotan otak dan sistem kekebalan pada hewan percobaan sangat mengesankan. Hal itu memang tidak berarti bahwa bawang putih mampu memulihkan masa muda atau sama sekali menghambat proses penuaan. Tetapi setidaknya manfaat bawang putih membantu menghambat proses penuaan.

Di samping itu, menurut penelitian Memorial Sloan Kettering Cancer Center, bahan kimia SAMC yang terdapat pada bawang putih dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Dengan mengkonsumsi bawang putih, resiko terkena kanker dapat dikurangi.

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya menjadi pertanda proses penuaan. Bawang putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama ajoene menolong mencegah penggumpalan darah.

Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Perancis menduga, bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi. Tentunya dengan efek yang lebih lembut. Ia menemukan bahwa bawang putih bermanfaat untuk membantu melepaskan serotonin, yakni bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan serangkaian luas suasana hati dan tingkah laku termasuk kecemasan, murung, rasa sakit, agresi, stress, kurang tidur dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak cenderung berfungsi sebagai obat penenang yang menentramkan Anda, memudahkan tidur, dan meringankan kemurungan. Bawang putih menolong menormalkan sistem serotonin tersebut.

Senin, 01 Agustus 2011

kisah nyata saudara seiman kita di china

KEADAAN YANG BURUK
DI PENJARA
Ruth duduk di atas lantai
yang kotor. Perasaannya
dipenuhi keinginan untuk
memberontak karena bau
busuk yang begitu
menyengat dan meliputi
udara di dalam sel. Ruth tidak
bisa mengingat bau benda
apa yang lebih busuk dari
bau ruangan ini. Di dalam sel
ini tidak ada toilet, bahkan
tidak ada satu lubang kecil
untuk pembuangan kotoran.
Sedikitpun tidak tersedia air
di tempat itu. Di Cina,
khususnya selama masa
kebrutalan revolusi
kebudayaan, para tahanan
benar-benar tidak
diperhatikan.
Ruth bisa merasakan
binatang-binatang kecil
merayapi tubuhnya seperti
laba-laba, kecoa, dan tikus.
Nyamuk-nyamuk yang haus
akan darah berdesingan di
mana-mana. Kegelapan
meliputi tempat itu. Begitu
gelapnya sampai Ruth tidak
bisa melihat orang-orang
yang ada di sekelilingnya.
Pikirannya sedang
melamunkan tiga orang
anaknya, Daniel 10 tahun,
Joseph 8 tahun, dan Mary 5
tahun, yang ditinggal
sendirian di rumah. Ruth
bersama dengan suaminya,
Michael, telah ditawan dan
dimasukkan ke dalam sel
tahanan.
TRAGEDI YANG
MENGENASKAN
Dalam kegelapan itu, tiba-
tiba ada suara seorang
teman yang bertanya,
"Apakah kamu punya anak?"
Mendengar pertanyaan yang
seakan-akan mengerti
pikiran dan perasaannya,
Ruth menjawab, "Ya, ada tiga
orang. Sebenarnya saya
telah melahirkan empat orang
anak, namun seorang di
antaranya telah mati." "Apa
yang terjadi?" Ruth tidak
bisa menjawab. Untuk sesaat
air matanya mengalir
membasahi pipinya. "Tuhan,
tolonglah aku untuk
mempermuliakan Engkau
dalam segala sesuatu," dia
berdoa.
Akhirnya dia mulai
menceritakan kisah tragis
yang menimpa anaknya ini.
Dengan suara pilu dia
berkata, "Peter," Ruth
menyebut nama anaknya ini,
"Tiga tahun yang lalu ketika
dia berumur 11 tahun, rumah
kami digeledah dan didatangi
oleh Tentara Merah (Red
Guards). Ada beratus-ratus
orang yang datang dan
memeriksa tempat kami.
Mereka telah mengetahui
bahwa saya dan suami saya
adalah seorang pemimpin
dari banyak 'gereja rumah' di
daerah itu. Mereka
menendang roboh pintu
rumah kami,mengikat suami
saya dan menggunduli kepala
kami berdua. Mereka
menodongkan senjata di atas
ke kepala kami dan
berteriak, "Di mana
Alkitabmu? Di mana rekan-
rekan yang bersamamu? Di
mana kamu melakukan
pertemuan?" Karena kami
menolak untuk menjawab,
mereka mulai menghancurkan
perabot-perabot rumah kami
dan seisi rumah kami
diporak-porandakan. Untuk
tiga hari tiga malam kami
tidak diizinkan makan, minum,
atau tidur. Mereka melihat
empat orang anak kami dan
mereka membariskan mereka
di atas bangku. Ketika anak
kami kelelahan, mereka
memukuli anak-anak kami
dan memerintahkan untuk
terus berdiri di atas bangku.
Karena saya dan suami saya
tidak mau menajwab saat
ditanyai, maka Tentara
Merah mulai menginterogasi
anak-anak kami. Tetapi
anak-anak kami juga
menolak untuk bekerja sama.
Mereka mengetahui bahwa
hidup atau mati, mereka
harus mengakui nama Tuhan
Yesus dan jangan pernah
menyebutkan nama atau
identitas rekan-rekan
pekerja Kristen yang lain.
Dengan kasar mereka mulai
memukuli anak kami lagi.
Peter diseret keluar rumah
dan giginya mulai dicabuti. Dia
dipukuli hingga berdarah.
Akhirnya mereka
melemparkan dan
meninggalkan tubuhnya yang
sudah lumpuh di atas lantai.
Suami saya dibawa dan
dipekerjakan secara paksa
di kamp militer pekerja berat.
Saya segera membawa Peter
ke rumah sakit. Dokter
mengatakan tidak ada
harapan karena anak ini
telah banyak mengeluarkan
darah. Saya dieberitahu
untuk mempersiapkan
pemakaman baginya. Mereka
juga telah memberikan
surat-surat yang diperlukan
untuk proses pemakaman.
Pihak yang berwenang
mengizinkan suami saya
untuk meninggalkan kamp
kerja paksa untuk sesaat
dan menjenguk Peter di saat
menit-menit terakhir sebelum
Peter dijemput Tuhan. Ketika
melihat ayahnya datang,
Peter sangat gembira. "Ayah
dan ibu," katanya, "Banyak
orang yang mengenakan
jubah hitam saat mereka
mati, tetapi saya ingin
berpakaian jubah putih,
supaya saya kelihatan indah
saat bertemu dengan Tuhan
Yesus." Kami menangis dan
sangat berduka karena dia.
Dan kami berdoa bersama-
sama supaya nama Allah
dipermuliakan. Karena musim
hujan pada waktu itu, maka
semua jendela di tempat itu
ditutup. Tetapi ketika kami
selesai berdoa, satu jendela
terbuka dan ada angin sejuk
berhembus masuk memenuhi
ruangan. Roh penghibur
datang memasuki hati kami.
Peter berbisik perlahan,
"Yesus telah datang untuk
membawaku pulang. Selamat
tinggal." Wajahnya dipenuhi
dengan sukacita. Bahkan
dokter yang hadir saat itu
digerakkan untuk
berkomentar, "Saya belum
pernah melihat orang yang
mati penuh kedamaian
seperti ini." Ketika kami
pulang ke rumah, anak-anak
kami yang lebih muda dari
Peter mengagetkan kami
dengan kegembiraan yang
luar biasa. Mereka berkata,
"Kami tidak bisa tidur,
karena kami melihat
kumpulan besar malaikat-
malaikat di sekeliling rumah.
Mereka membawa alat-alat
musik dan menyanyi untuk
kami. Mereka mengatakan
bahwa mereka datang untuk
membawa Peter bersama-
sama dengan mereka ke
Sorga." Saya menjelaskan,
"Kakakmu telah pergi
bersama-sama dengan
Tuhan Yesus." Dan mereka
semua menangis. Peter
begitu mengasihi adik-
adiknya ini dan mereka juga
membalas kasihnya dengan
rasa sayang yang sangat
besar."
MENGGANTI KEBENCIAN
DENGAN KASIH
Ada kesunyian yang panjang
dalam sel itu. Tetapi
kemudian Ruth mulai bisa
mendengar suara tangisan
yang berasal dari berbagai
tempat di sel gelap itu. Tiba-
tiba terdengar suara
teriakan kemarahan,
"Terkutuklah orang-orang
Tentara Merah! Kenapa
mereka melakukan hal yang
keji seperti ini? Saya
berharap bisa mencekik
leher orang-orang ini dan
membunuh mereka!"
"Jangan! Jangan!" Ruth
berteriak, "Kalian jangan
membenci mereka. Ini adalah
dendam dan lingkaran
kepahitan. Yesus
mengajarkan supaya kita
mengasihi semua orang
bahkan mengasihi musuh-
musuh kita. Setiap hari saya
berdoa untuk Tentara-
Tentara Merah ini, supaya
mereka segera menemukan
dan mengenal Yesus. Dengan
cara yang sama, saya juga
telah berdoa bagi kalian
semua. Kalian semua juga
kekasih-kekasih yang
dicintai Tuhan Yesus."
"Hah!" cetus seseorang
dengan geram, "Kalau Yesus
sungguh-sungguh mengasihi
saya, kenapa saya ada di
sini, di dalam sel yang kumuh
ini?" Ruth mulai menjelaskan
bagaimana sel yang kotor ini
sama seperti dosa mereka.
Hanya Salib Yesus yang
sanggup menjembatani
jurang antara orang-orang
berdosa dengan Allah yang
kudus. Yang mereka
butuhkan adalah mengakui
dosa-dosa mereka dan
meminta Yesus menjadikan
mereka manusia yang baru.
Sekali lagi ada kesunyian
yang panjang dalam penjara
itu. Dan satu persatu
anggota sel itu mulai
bertekuk lutut di
sampingnya, penuh tangisan
mengakui dengan keras
segala dosa-dosa mereka
dan memohon Yesus
menyucikannya. "Terima
kasih, Tuhan," Ruth berdoa,
"Sungguh Engkau bisa
mengubahkan segala
sesuatunya menjadi baik."
Kesaksian ini
menggambarkan betapa
hebatnya aniaya dan
penderitaan yang dialami
gereja-gereja Tuhan di Cina.
Namun semua yang dialami
orang-orang ini seakan-
akan memancarkan kemuliaan
Tuhan yang semakin terang
dan menjadi kesaksian atas
seluruh bangsa di dunia.
Keteguhan iman mereka
teruji dalam dapur api.
Mereka bukan cuma
mengakui Yesus dengan
mulut mereka, tetapi mereka
membayar pengakuan
mereka ini dengan aniaya
dan penderitaan. Mereka
belum pernah merasakan
datang ke gereja tiap
Minggu, bernyanyi memuji
Tuhan, bersukacita, dan
mengharapkan untuk hidup
dalam kelimpahan. Yang ada
pada mereka adalah gereja
bawah tanah dan ibadah
yang sembunyi-sembunyi.
Mereka dikejar-kejar oleh
tentara militer, dan rawan
dengan aniaya. Pengakuan
iman mereka teruji dengan
tindakan yang nyata. Kuasa
Injil betul-betul dinyatakan
dalam kehidupan mereka.
Mereka mempertahankan
iman dengan nyawa mereka.
Tidak ada sesuatupun yang
dapat menggoyahkan iman
mereka di dalam Tuhan. Iman
seperti inilah yang dicari
Tuhan.
"... Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah
Ia mendapati iman di
bumi?" (Lukas 18:8)
PENGINJIL CINA
MEMBUTUHKAN DOA
SAUDARA
"Saya begitu sendirian. Saya
menghadapi pikiran untuk
bunuh diri ketika tidak bisa
tidur setiap malamnya. Saya
sangat merindukan untuk
memenangkan banyak jiwa
bagi Tuhan, namun tidak
seorangpun yang mau
mendengar. Semua orang
memandang rendah dan
meremehkan saya.
Penghiburan saya hanyalah
Yesus yang telah mengalami
dan menjalani semuanya ini,
penderitaan, aniaya,
diremehkan, dan
direndahkan."
Bagian dari surat penginjil
Cina ini memberikan
gambaran bahwa banyak
daerah-daerah di Cina yang
belum meresponi panggilan
Tuhan. Bahkan kalau
seandainya kita memasukkan
70 juta orang Cina Kristen
(orang yang meresponi Injil
Kristus) dalam hitungan,
hitungan ini hanya mencapai
kurang dari 7% saja orang
Cina yang percaya dan
meresponi Injil Kristus.
Berdoalah supaya Tuhan
meneguhkan setiap penginjil-
penginjil yang melayani
desa-desa kecil di seluruh
Cina, supaya mereka berada
dalam kondisi rohani yang
berapi-api.
Tragisnya, orang yang
menulis surat ini telah
dikubur 2 tahun lalu. Tidak
ada seorangpun yang tahu
apakah ia bunuh diri atau
dibunuh.
"Dan mereka mengalahkan
dia oleh darah Anak Domba,
dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena
mereka tidak mengasihi
nyawa mereka sampai ke
dalam maut."
(Wahyu 12:11)
Sumber - Buletin
Kampung Baru Edisi
Januari 2007