Jumat, 20 Januari 2012

Surat untuk Pemimpinku

Dear Pemimpinku,

Dengarkanlah tangisan kami rakyat jelata. Kami haus akan keadilan. Bagilah sedikit pedulimu pada kami. Apa tangisan kami kurang keras sehingga kalian tidak mendengarnya? Ataukah kalian sengaja menutup telinga agar tangis kami tak terdengar? Setiap malam kami berdoa untuk para pemimpin agar dapat memimpin kami dengan adil dan bijaksana. Tak lupa kami selalu mendoakan agar kalian selalu sukses. Tapi apa balasan kalian terhadap kami? Pendidikan gratis yang kalian janjikan masih jauh dari kami. Pendidikan masih dipegarng oleh siapa yang mempunyai uang. Kalian menikmati fasilitas dari uang kami. Ruangan yang mewah dengan interior mahal. Kenyamanan kalian tak sebanding dengan apa yang kami nikmati sekarang. Sekolah kami masih banyak yang hampir roboh. Fasilitas kami juga tak memadai tapi lihatlah semangat kami untuk belajar. Berkilo-kilo dilalui dengan jalan kakipun kami sanggup hanya untuk menuntut ilmu. Kalian? Apakah kalian terlalu nyaman dengan kursi mewahmu sehingga dapat tertidur saat rapat? Bagaimana dengan kesehatan? Kalian mendapat subsidi sulpemen hingga beratus-ratus juta. Sedangkan kami masih banyak yang kekurangan gizi. Penerus bangsa masih banyak yang menderita busung lapar. Apa kalian tak malu? Kami percaya kalian mampu membelinya tapi kenapa harus disubsidi? 
Maafkan kami,pemimpinku. Kami hanya ingin kalian lebih peduli pada kami. Bukan janji yang kami harapkan. Tapi bukti nyata yang kami inginkan. Perkataan tanpa tindakan adalah omong kosong. Hidup ini adalah penuh pilihan, pemiminku. Jadi, apa yang kalian pilih? Jadilah pemimpin yang bijaksana.