Einstein dan Mr Bean duduk berdampingan dalam sebuah penerbangan.
Einstein mengajak Mr Bean memainkan sebuah permainan tebak-tebakan.
Einstein: Aku akan mengajukan satu pertanyaan, jika Anda tidak tahu jawabannya maka Anda membayar saya hanya $ 5, dan jika saya tidak tahu jawabannya, saya akan membayar Anda $ 500.
Einstein mengajukan pertanyaan pertama:
Berapa jarak dari Bumi ke Bulan ?
Mr Bean tidak mengucapkan sepatah kata pun, merogoh saku, mengeluarkan $ 5.
Sekarang, giliran Mr Bean…
Dia bertanya kepada Einstein:
Apakah yang naik ke atas bukit dengan 3 kaki, dan akan turun dengan 4 kaki ?
karna gengsi walaupun Einstein tidak tau jawabannya dia tetap melakukan pencarian internet, dan meminta semua teman-temannya yang cerdas.
Setelah satu jam mencari jawaban, tetapi dia tidak tau juga… akhirnya ia memberikan Mr Bean $ 500.
Einstein sambil penasaran karna merasa dirinya cerdas bisa di kalahkan maka diapun bertanya:
Nah, jadi apa naik ke atas bukit dengan tiga kaki dan turun dengan empat kaki ?
Mr Bean merogoh saku, dan memberikan Einstein $ 5.
Read more: http://www.kitikkitik.com/tag/penerbangan/#ixzz1bTEatbUN
Jumat, 21 Oktober 2011
Sabtu, 15 Oktober 2011
menantu & mertua
Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dariibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.
Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.
Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus bersikapbaik, menghormati,dantidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."
Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.
Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".
Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."
Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.
Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.
Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus bersikapbaik, menghormati,dantidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."
Dengan perasaan lega dan senang, diturutinya semua petunjuk sang paman penjual obat. Dilayaninya sang ibu mertua dengan sangat baik dan penuh perhatian! Setiap hari, ia menyuguhkan aneka makanan kesukaan si ibu mertua.
Tidak terasa, empat bulan telah berlalu dan terjadilah perubahan yang sangat besar. Dari hari ke hari, melihat sang menantu yang bersikap penuh perhatian kepadanya, ibu mertua pun merasa tersentuh. Ia berbalik mulai menyayangi si menantu bahkan memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia juga memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa menantunya adalah seorang penuh kasih dan menyayanginya.
Menyadari perubahan positif ini, sang menantu cepat-cepat datang lagi menemui sang paman penjual obat, "Tolong berikan kepada saya obat pencegah racun pembunuh ibu mertua saya. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah sangat baik dan menyayangi saya seperti anaknya sendiri. Tolong paman, saya tidak ingin dia meninggal karena racun yang telah saya berikan".
Sang paman tersenyum puas dan berkata "Anakku, kamu tidak perlu khawatir. Bubuk yang saya berikan dulu bukanlah racun, tetapi ramuan untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan sikapmu terhadap ibu mertua. Sekarang semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya."
Sabtu, 08 Oktober 2011
Secret Admirer
Sadarkah kau ku kagumi?
Saat pertama ku jumpa padamu, aku sungguh kagum. Tak pernah aku sebelumnya untuk mengagumi seorang lelaki. Aku hanya menganggap lelaki sebuah boneka yang seenaknya akan kupermainkan. Ku angkat, peluk dan sayang. Tapi saat aku bosan akan ku tinggalkan begitu saja. Berbeda dengan saat aku bertemu denganmu. Kau yang berkharisma, care, beriman, dan yang paling penting adalah takut akan Tuhan. Itulah lelaki idamanku. Hanya pribadimu yang ku kagumi bukan fisikmu ataupun materimu. Aku dapat berubah menjadi lebih baik karenamu. Kau yang membimbingku untuk menemukan jati diriku. Kau adalah orang pertama yang mampu membuatku jatuh cinta. Pernah aku menjalin cinta dengan lelaki lain tapi aku tak merasakan sedikitpun rasa cinta di hatiku. Aku mencintaimu karena kamu mencintai Tuhan kita. Hari-harimu kau habiskan hanya untuk melayani Tuhan. Aku sangat bangga padamu. Berdoa bersamamu seperti sedang meminta restu pada Tuhan agar jita dipersatukan. Aku tahu itu hanyalah khayalanku. Aku hanyalah gadis kecil yang selalu berkhayal tinggi. Kadang aku takut juga untuk jatuh. Kau dan aku tak mungkin untuk bersama. Kau hanyalah menganggap aku sebagai adik kecilmu. Lagipula kita terikat aturan yang satu komunitas tak boleh untuk saling mencintai. Tapi inilah takdir kita. Bertemu hanya untuk menjadi kakak adik dan tak lebih. Mungkin aku terlalu memujamu sehingga aku tak ingin mencari penggantimu. Aku juga tak ingin kau tahu tentang hal ini karena akan membuatmu kecewa. Aku hanya ingin menjadi adik yang penurut. Maafkan aku sekarang membatasi diriku dengan mu karena aku tak ingin terluka. Terus saja fokuskan dirimu pada pelayanan. Aku akan selalu ingat kata " NOT I BUT CHRIST". Aku akan sangat bahagia dan bangga sebagai adik sekaligus secret admirer mu.
GBU :)
Saat pertama ku jumpa padamu, aku sungguh kagum. Tak pernah aku sebelumnya untuk mengagumi seorang lelaki. Aku hanya menganggap lelaki sebuah boneka yang seenaknya akan kupermainkan. Ku angkat, peluk dan sayang. Tapi saat aku bosan akan ku tinggalkan begitu saja. Berbeda dengan saat aku bertemu denganmu. Kau yang berkharisma, care, beriman, dan yang paling penting adalah takut akan Tuhan. Itulah lelaki idamanku. Hanya pribadimu yang ku kagumi bukan fisikmu ataupun materimu. Aku dapat berubah menjadi lebih baik karenamu. Kau yang membimbingku untuk menemukan jati diriku. Kau adalah orang pertama yang mampu membuatku jatuh cinta. Pernah aku menjalin cinta dengan lelaki lain tapi aku tak merasakan sedikitpun rasa cinta di hatiku. Aku mencintaimu karena kamu mencintai Tuhan kita. Hari-harimu kau habiskan hanya untuk melayani Tuhan. Aku sangat bangga padamu. Berdoa bersamamu seperti sedang meminta restu pada Tuhan agar jita dipersatukan. Aku tahu itu hanyalah khayalanku. Aku hanyalah gadis kecil yang selalu berkhayal tinggi. Kadang aku takut juga untuk jatuh. Kau dan aku tak mungkin untuk bersama. Kau hanyalah menganggap aku sebagai adik kecilmu. Lagipula kita terikat aturan yang satu komunitas tak boleh untuk saling mencintai. Tapi inilah takdir kita. Bertemu hanya untuk menjadi kakak adik dan tak lebih. Mungkin aku terlalu memujamu sehingga aku tak ingin mencari penggantimu. Aku juga tak ingin kau tahu tentang hal ini karena akan membuatmu kecewa. Aku hanya ingin menjadi adik yang penurut. Maafkan aku sekarang membatasi diriku dengan mu karena aku tak ingin terluka. Terus saja fokuskan dirimu pada pelayanan. Aku akan selalu ingat kata " NOT I BUT CHRIST". Aku akan sangat bahagia dan bangga sebagai adik sekaligus secret admirer mu.
GBU :)
Langganan:
Postingan (Atom)